Selasa, 15 Desember 2009

TRI MAS GETIR





Renungan

Coba renungkan

  1. Apa yang paling DEKAT dengan diri kita di dunia?
  2. Apa yang paling JAUH dari kita di dunia?
  3. Apa yang paling BESAR di dunia?
  4. Apa yang paling BERAT di dunia?
  5. Apa yang paling RINGAN di dunia?
  6. Apa yang paling TAJAM di dunia?
Tahukah anda jawabannya?

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya.

Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya".
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu BENAR.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah MATI.
Sebab itu sememangnya janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan
mati (Q.S. Ali Imran 185)

Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang".
Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahawa semua jawaban yang mereka berikan itu adalah BENAR.
Tapi yang paling benar adalah MASA LALU.
Walau dengan cara apa sekalipun kita tidak dapat kembali ke masa lalu.
Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab : "gunung, bumi dan matahari".
Semua jawaban itu BENAR kata Imam Ghozali.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah NAFSU (Q.S. Al-A'Raf 179).
Maka kita harus berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?".
Ada yang menjawab : "besi dan gajah".
Semua jawaban adalah BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Q.S. Al-Ahzab 72).
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini.
Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak dapat memegang amanahnya.

Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Ada yang menjawab : "kapas, angin, debu dan daun-daunan".
Semua itu BENAR kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT.
Gara-gara pekerjaan, kita meninggalkan sholat; gara-gara bermesyuarat, kita meninggalkan sholat.

Dan pertanyaan keenam adalah,
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak : "pedang".
BENAR, kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah LIDAH MANUSIA.
Karena melalui lidah, manusia selalu menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.



Wisata Hati

Maaf,adalah salah satu kata-kata yang sering kali mudah diucapakan,namun sulit untuk dilaksanakan dengan hati dan keikhlasan.Setiap lebaran mudah saja kita meminta maaf sambil menjabat tangan ataupun via sms (yg membuat operator seluler kelabakkan karena begitu banyak yg ingin saling bertukar maaf!)
tanpa benar-benar berniat minta maaf.Tanpa benar-benar berpikir dalam setahun ini berapa banyak kata-kata atau sikaf kita yang menyakiti hati saudara,teman,kerabat,suami,istri bahkan orang tua.sudah brapa banyak perbuatan yang merugikan orang lain,bagaimana kalau ternyata mereka tidak ridha?Mestikah aku pulang ke akhirat kelak dengan membawa beban dosa dan kesalahan yang belum diikhlaskan?.

Sebab ,Rasululloh Shallallahu'alaihi wa Sallam mengajarkan kepada muslim untuk berusaha meminta maaf dan memperbaiki kesalahan di dunia ini.Siapa saja yang memiliki tanggungan terhadap orang lain dalam bentuk apa saja.haruslah segera menyelesaikannya hingga gugurlah tanggung jawab itui ( baik minta maaf atau diikhlaskan sebuah perkara).Karena di akhirat nanti tak ada sedikitpun kemampun untuk menebus.
Orang yang memiliki tanggungan dan belum meminta halal ketika di dunia,kelak akan diperhitungkan dengan amalnya apabila dia punya amal saleh.dari amal salehnya itulah tanggunganya akan ditebus,bila tidak memiliki,maka dosa atas orang yang disalahinya akan ditimpakan kepadanya,dengan ukuran tanggungannya.

Sebaliknya yang dimintai maaf pun mudah sekali berucap "yah sama-sama!."Tanpa merenungkan sudah benar-benarkah mengikhlaskan kekurangan dan kesalah si peminta maaf.Benarkah sudah tak tersisa sedikitpun ketidak ridhaan di hati? Atau yakin kelak tidak akan mengungkit-ungkit lagi kesalahan si peminta maaf?
Padahal meminta maaf adalah salah satu ciri penting watak seorang muslim.sesuatu yang ikut menentukan keselamatan di dunia dan akhirat.Sebaliknya,memafkan adalah perbuatan mulia dan dapat memasukan seseorang ke Surga.Allah Ta'ala berfirman"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi,yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.(Yaitu) orang-prang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang ataupun waktu sempit.dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memafkan (kesalahan) orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikkan"(Quran surah AliImran : 133-134)

Karena itulah dibutuhkan keikhlasan juga kesungguhan hati dalam hati si peminta maaf dan pemberi maaf.Dengan demikian InsyaAllah perbuatan meminta dan memberi maaf itu menjadi tindakkan yang mendapat ridha dan ampunan dari Allah Ta'ala.amin

Jumat, 04 Desember 2009

Keutamaan Sholat berjamaah


Si Fulan tak pernah sekalipun Sholat wajib tidak berjamaah, hingga sampai lah di suatu hari yang memaksa dia tidak bisa sholat berjamaah , waktu itu adalah sholad Isya si Fulan tidak bisa melaksanakan sholad berjamaah karena ada tamu sehinga dia tidak bisa hadir di masjid untuk mengikuti sholad berjamaah. Setelah selesai dengan kepentinganya Tamu si fulan pun mohon ijin untuk pulang, kemudian Si Fulan sadar kalu dia belum mendirikan Sholat Isya dan ketinggalan pula berjamaah di masjid, si fulan buru buru mengambil perlengkapan sholad nya kemudian dia bergegas ke masjid untuk sholad berjamaah, tapi apa yang dia temu I dengan masjid itu ? masjid telah sepi pintu nyapun telah tertutup, lalu si Fulan tak putus asa sampai di situ dia terus berjalan dari dari masjid satu ke masjid yang lain tapi semua hasilnya sama tidak ada yang sholad berjamaah, Sifulan merasa lelah lalu memtuskan untuk pulang, betapa menyesalnya dan menangislah dia di rumah karena gara gara ketinggal tidak bisa sholad berjamaah.align: justify;"> Sejenak si Foulan itirahat mengambil nafas setelah lelah berjalan, kemudian dia memutuskan untuk sholat sendiri di rumah, karena si Fulan tak ingin kehilangan pahala sholad berjamaah nya dia putuskan untuk medirikan Sholat Isya sebanyak 27 kali sampai selesai sholad dia klelahan kemudian dia tertidur setelah selesai Sholat nya itu. Dalam tidur dia bermimpi melihat rombongan yang begitu banyak da si Fulan berusaha untuk mengejarnya ingin masuk dalm rombongan itu tapi si Fulan tak pernah sanggup dan tidak akan pernah bisa mengejar rombongan itu , hingga salah seorang dari rombongan itu menghampirinya sambil berkata “ sekuat apapun kamu mnegjarku kamu tak akan pernah bisa mendapati ku” kemudian dia terbangun dan sadar bahwa keutamaan dan tingkatan sholat berjamaah itu tidak bisa di gantikan dengan sholat sendirian meskipun dengan 27 kali sholat atau bahkan berapapun tetaplah Sholad sendiri. Dari Hikayat Itu kita bisa simpulkan dan petik Hikmahnya , betapa utama dan berharga sholat berjamaah itu, Sampai si Fulan mau mencari masjid yang masih ada sholat berjmahnya tapi tak berhasil dia temukan dan akhirnya dia putuskan untuk sholad sendiri degan 27 kali sampai dia mendapai mimpi iu. “Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, 'Shalat seseorang dengan berjama'ah lebih besar pahalanya sebanyak 25 atau 27 derajat daripada shalat di rumahnya atau di pasar (maksudnya shalat sendirian). Hal itu dikarenakan apabila salah seorang di antara kamu telah berwudhu dengan baik kemudian pergi ke masjid, tidak ada yang menggerakkan untuk itu kecuali karena dia ingin shalat, maka tidak satu langkah pun yang dilangkahkannya kecuali dengannya dinaikkan satu derajat baginya dan dihapuskan satu kesalahan darinya sampai dia memasuki masjid. Dan apabila dia masuk masjid, maka ia terhitung shalat selama shalat menjadi penyebab baginya untuk tetap berada di dalam masjid itu, dan malaikat pun mengu-capkan shalawat kepada salah seorang dari kamu selama dia duduk di tempat shalatnya. Para malaikat berkata, 'Ya Allah, berilah rahmat kepadanya, ampunilah dia dan terimalah taubatnya.' Selama ia tidak berbuat hal yang mengganggu dan tetap berada dalam keadaan suci'.

Jangan Meremehkan Orang Lemah

1. Orang-orang lemah pada umumnya lebih mau menerima kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ketimbang orang yang kaya, kuat, dan berkuasa.

Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya’.(Saba’:34)

2. Orang yang lemah, karena keikhlasan dan doa mereka, maka pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala datang. Demikian pula rezeki dari-Nya, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

“Tidaklah kalian ditolong dan diberi rezeki kecuali dengan sebab orang yang lemah di antara kalian.” (HR. Al-Bukhari)

Oleh karena itu, orang-orang lemah dari kaum mukminin adalah sumber kebaikan bagi umat. Meski lemah fisik dan hartanya, namun mereka adalah orang yang kuat keimanan dan kepercayaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh sebab itu, bila mereka berdoa dengan tulus kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka akan dikabulkan permintaannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memberi rezeki kepada umat dengan sebab mereka. (lihat Bahjatun Nazhirin, 1/355)

3. Orang lemah dari kaum muslimin adalah mayoritas penghuni surga. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Aku berdiri di pintu surga, ternyata kebanyakan yang memasukinya adalah orang-orang miskin.” (Muttafaqun ‘alaih)

Selasa, 01 Desember 2009

Membedakan antara ujian dan azab?

Mungkin ada dari kita yang bertanya-tanya, bagaimana membedakan antara ujian dan azab?
Musibah atau bencana yang menimpa orang yang beriman yang tidak lalai dari keimanannya, sifatnya adalah ujian dan cobaan. Allah ingin melihat bukti keimanan dan kesabaran kita. Jika kita bisa menyikapi dengan benar, dan mengembalikan semuanya kepada Allah, maka Allah akan memberikan pertolongan dan rahmat sesudah musibah atau bencana tersebut.

Sebaliknya bagi orang-orang yang bergelimang dosa dan kemaksiatan, bencana atau musibah yang menimpa, itu adalah siksa atau azab dari Allah atas dosa-dosa mereka. Apabila ada orang yang hidupnya bergelimang kejahatan dan kemaksiatan, tetapi lolos dari bencana/musibah, maka Allah sedang menyiapkan bencana yang lebih dahsyat untuknya, atau bisa jadi ini merupakan siksa atau azab yang ditangguhkan, yang kelak di akhirat-lah balasan atas segala dosa dan kejahatan serta maksiat yang dilakukannya.

Sebenarnya yang terpenting bukan musibahnya, tetapi apa alasan Allah menimpakan musibah itu kepada kita. Untuk di ingat, jika musibah itu terjadi, disebabkan dosa-dosa kita, maka segera-lah bertobat kepada Allah. Kalau musibah yang terjadi karena ujian keimanan kita, maka kuatkan iman dan berpegang teguhlah kepada Allah.

Siapa saja berbuat kebaikan, maka manfaatnya akan kembali kepadanya. Sedangkan siapa saja berbuat kejahatan, maka bencananya juga akan kembali kepada dirinya sendiri. Bisa dibalas didunia atau di akhirat.

Perhatikan firman allah SWT berikut ini : ”Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab”. (QS. Al Mukmin [40] : 40).

Perhatikan juga dengan seksama firman Allah SWT berikut ini : “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS. An Nissa [4] : 79)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa makna “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah” adalah dari karunia dan kasih sayang Allah SWT. Sedangkan makna “dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” Berarti dari dirimu sendiri dan dari perbuatanmu sendiri.

Berikut beberapa contoh :

1. Musibah bisa jadi sebagai peringatan

Musibah ini diberikan kepada kaum mukmin yang merosot keimanannya. Peringatan ini karena kasih sayang Allah SWT. Misalnya seseorang yang berada dalam kesempitan rezki. Kemudian ia bermunajat di malam hari agar Allah memberikannya keluasan rezeki. Shalat tahajjud, shalat Dhuha, puasa sunah senin kamis dan perbaikan ibadah lainnya dengan semaksimal mungkin. Hingga Allah SWT memberikan jalan keluar. Bisnisnya berkembang, karyawan bertambah, kesibukan semakin meningkat. Tapi justru dikarenaka sibuknya satu persatu ibadah sunahnya mulai ia tinggalkan. Shalat-shalatnya pun semakin tidak khusyu�. Seharusnya bertambahnya nikmat, membuat ia bertambah syukur dan semakin dekat dengan Allah, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, nikmat bertambah malah membuatnya semakin jauh dari Allah.

Orang ini sebenarnya sedang mengundang datangnya musibah,atau azab Allah. Musibah yang datang kepadanya sebagai peringatan untuk meningkatkan kembali keimanannya yang merosot itu. Bisa saja terjadi tiba-tiba usahanya macet dan banyak mengalami kerugian. Akibatnya ia terlilit hutang. Dalam keadaan bangkrut tadi tidak ada yang mau menolongnya. Ketika itulah ia kembali kepada Allah untuk memohon pertolongan dengan cara memperbaiki ibadah-ibadahnya yang selama ini sudah tidak ia perhatikan lagi. Tercapailah tujuan musibah yaitu pemberi peringatan.
Musibah juga bisa sebagai penggugur dosa-dosa kita. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini: “Tak seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Perhatikan dengan seksama firman Allah SWT berikut ini : “Dan Sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), Mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. As Sajdah : 21)

Jadi sebenarnya, Allah SWT menurunkan musibah atau azab pada kita di dunia ini, sebagai peringatan bagi kita, untuk kembali pada kebenaran.

2 Musibah sebagai ujian keimanan

Musibah ini adalah tanda kecintaan Allah SWT pada seseorang hamba. Semakin tinggi derajat keimanan dan kekuatan agama seseorang justru ujian (musibah) yang menimpanya akan semakin berat. Perhatikan sabda Nabi SAW berikut ini : Dari Mush�ab bin Sa�d dari ayahnya. Ayahnya berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah SAW," Manusia manakah yang paling berat ujiannya?" Rasulullah SAW menjawab," Para Nabi, kemudian disusul yang derajatnya seperti mereka, lalu yang di bawahnya lagi. Seseorang diuji sesuai keadaan agamanya. Jika agamanya itu kokoh maka diperberatlah ujiannya. Jika agamanya itu lemah maka ujiannya pun disesuaikan dengan agamanya. Senantiasa ujian menimpa seorang hamba hingga ia berjalan di muka bumi tanpa dosa sedikit pun." (HR. al-Ahmad, al-Tirmidzi dan Ibn Majah,berkata al-Tirmidzi: hadits hasan shahih)

Sedangkan bala atau cobaan maupun ujian juga telah disebutkan didalam Al Qur’an seperti tertulis dalam firman Allah SWT : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al Anbiya [21] : 35)

Cobaan atau ujian yang menimpa setiap orang dan ini bisa berupa keburukan atau kebaikan, kesenangan atau kesengsaraan, sebagaimana disebutkan pula didalam firman-Nya yang lain yaitu : “ Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran) (QS. Al A’raf [7] : 168).

Sekarang coba tanyakan dengan jujur pada diri sendiri, bagaimana keimanan kita terhadap Allah SWT ? Apabila kita termasuk orang yang lalai, maka jawaban atas musibah yang menimpa, adalah sebagai azab dan peringatan atas kelalaian kita, agar kita sadar dari kelalain kita selama ini. Dan segeralah bertobat.

Dan kalau kita bukan hamba-Nya yang lalai, maka segala ujian yang terjadi menimpa kita, adalah sebagai suatu ujian, dimana dengan ujian itu, Allah telah menyiapkan tingkat keimanan yang lebih tinggi untuk kita. Seperti menjadikan kita hamba pilihan-Nya yang sabar. Dan pahala orang yang sabar sungguh tanpa batas. Seperti tertulis dalam firman-Nya : “…..Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Az Zumar [39] : 10) Dengan kesabaran, akan bisa meraih ridha Allah, dan ridha Allah adalah segalanya.

CINTA ADALAH FITRAH YANG SUCI


Cinta seorang laki-laki kepada wanita dan cinta wanita kepada laki-laki adalah perasaan yang manusiawi yang bersumber dari fitrah yang diciptakan Allah SWT di dalam jiwa manusia , yaitu kecenderungan kepada lawan jenisnya ketika telah mencapai kematangan pikiran dan fisiknya. “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (Ar Rum ayat 21) Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor , karena kekotoran dan kesucian tergantung Dari bingkainya. Ada bingkai yang suci dan halal dan ada bingkai yang kotor dan haram Cinta mengandung segala makna kasih sayang , keharmonisan , penghargaan dan kerinduan , disamping mengandung persiapan untuk menempuh kehiduapan dikala suka dan duka , lapang dan sempit. Cinta bukanlah hanya sebuah ketertarikan secara fisik saja. Ketertarikan secara fisik hanyalah permulaan cinta bukan puncaknya.Dan sudah fitrah manusia untuk menyukai keindahan.Tapi disamping keindahan bentuk dan rupa harus disertai keindahan kepribadian dengan akhlak yang baik. Islam adalah agama fitrah karena itulah islam tidaklah membelenggu perasaan manusia.Islam tidaklah mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia .Akan tetapi islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu dijaga , dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya. Islam mebersihkan dan mengarahkan perasaan cinta dan mengajarkan bahwa sebelum dilaksanakan akad nikah harus bersih dari persentuhan yang haram. PERNIKAHAN TEMPAT BERMUARANYA CINTA “Tidak terlihat diantara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat menyenangkan) seperti pernikahan” (Sunan Ibnu Majah) Pernikahan dalam islam merupakan sebuah kewajiban bagi yang mampu.Dan bagi insan manusia yang saling menyintai pernikahan seharusnyalah menjadi tujuan utama mereka. Karena itulah percintaan yang tidak mengarah kepada pernikahan bahkan disertai hal-hal yang haramkan agama sangat tidak disarankan oleh islam.Cinta dalam pandangan islam bukanlah hanya sebuah Ketertarikan secara fisik , dan bukan pula pembenaran terhadap perilaku yang dilarang agama.Karena hal ini bukanlah cinta melainkan sebuah lompatan birahi yang besar saja yang akan segera pupus.Karena itu cinta memerlukan kematangan dan kedewasaan untuk membahagiakan pasangannya bukan Menyengsarakannya dan bukan juga menjerumuskannya ke jurang maksiat. Percintaan tanpa didasarkan oleh tujuan hendak menikah adalah sebuah perbuatan maksiat yang diharamkan oleh agama.Karena batas antara cinta dan nafsu birahi pada dua orang manusia yang saling menyintai sangatlah tipis sehingga pernikahan adalah sebuah obat yang sangat tepat untuk mengobatinya. Pernikahan adalah sebuah perjanjian suci yang menjadikan Allah SWT sebagai pemersatunya.Dan tidak ada yang melebihi ikatan ini.Dan inilah puncak segala kenikmatan cinta itu dimana kedua orang yang saling menyinta itu memilih untuk hidup bersama dan saling berjanji untuk saling mengasihi dan berbagi hidup baik suka maupun duka.

Minggu, 29 November 2009

Penerimaan Diri Apa Adanya Adalah Modal Awal Untuk Sukses


Ingatkah anda ketika remaja, berkaca di depan cermin, mengomentari diri sendiri dengan nada tidak puas ? Setiap lekuk wajah, bentuk mata, ukuran hidung, bibir, jerawat di pipi ... Rasanya semua mengecewakan. Dan hari itu setelah selesai berkaca, rasanya kaki terasa berat untuk melangkah karena merasa tidak percaya diri (PD) Dengan kondisi fisik yang dimiliki, tidak bisa menerima kondisi diri seperti itu. Kita sering membanding bandingkan diri kita dengan orang lain ; "mengapa saya tidak sepandai kakak saya?", "mengapa saya tidak sekaya teman saya?" dan sebagainya. Umumnya orang cenderung melihat dirinya sebagai orang yang kurang beruntungh bernasib baik, sukses, bahagia dan sebagainya. Lalu mulailah mengandai-andai ; "andai saya sesukses dia", "andai saya sekaya dia", "andai saya sepintar dia", "andai saya sehebat dia" dan sebagainya . . ., "betapa bahagianya saya . . ." Keasyikan membanding bandingkan diri dengan orang, membuat kita jadi lupa melihat diri kita sendiri. Takut melihat hal-hal dalam diri kita sendiri. Akibatnya, yang kita lihat adalah orang lain dan bukan diri kita sendiri. Dan lebih lagi, orang yang kita jadikan pembanding tidak merasa punya kelebihan. Kalau kita membanding-bandingkan diri kita seperti itu dengan orang lain, apakah mungkin kita akan menyukai diri kita sendiri. Perilaku seperti ini jelas memperlihatkan sikap tidak realistis dalam memandang dan memahami diri sendiri, yang mengakibatkan kegagalan besar dalam menerima dan berdamai dengan diri sendiri (bersifat qona'ah). Perhatikan hadits berikut:

"AN JAABIRIN KOOLA KOOLA ROSULULLOH SOLLALLOHU ALAIHI WASSALLAM ALAIKUM BILKONAA ATI FA INNALKONAA ATA MALUN LAA YANFADU" (HR:AT TOBRONI)

Artinya: Dari jabir berkata, rosululloh shollallohu 'alaihi wassallam bersabda : tetapilah qona'ah (menerima apa adanya), sesungguhnya qona'ah merupakan harta yang tidak akan habis. Setiap manusia dikaruniai anugerah kelebihan-kelebihan tertentu (spesifik), tapi yang semua orang bisa memiliki adalah kejujuran, keberanian, ketekunan, kemurahan hati dan kerendahan hati serta solidaritas. Hal tersebut tidak lahir dengan sendirinya, namun dari diri kita yang mau mengembangkan kelebihan-kelebihan tersebut. Kalau kita memiliki kemauan untuk mengembangkan diri kita, maka kita akan bersyukur, senang dan bangga menerima diri kita. Sumber: Makalah 2008

Jumat, 27 November 2009

Merantaulah !!!

Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia kan keruh menggenang

Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang

Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan

(Al-imam asy-Syafi'i)

Keep Dreaming Keep Action



Einstein mengatakan bahwa: “Ada dua cara menjalani hidup, yaitu menjalaninya dengan keajaiban-keajaiban atau menjalaninya dengan biasa-biasa saja“.

Sekarang ini banyak selogan yang dikeluarkan oleh banyak orang yang topiknya seolah membius kita: “Stop Dreaming Start Action“. Saya mengatakan bahwa slogan itu sepenuhnya tidak benar.

Mengapa? Coba kita bayangkan, segala sesuatu yang Anda jalani saat ini adalah tidak lepas dari ‘dream’ atau mimpi Anda entah beberapa tahun yang lalu kan?

Sejarah pesawat terbang yang menjadi angkutan favorit saat ini berawal dari sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Thomas Alfa Edison juga menemukan bolam lampu dari mimpi besar dia untuk menerangi dunia.

Jadi totally kita semua harus tetap memupuk mimpi-mimpi besar kita untuk membuat perubahan yang membantu terwujudnya dunia yang lebih maju dan bermanfaat bagi orang banyak.

Jadi dua cara untuk untuk menjalani kehidupan ini dan keduanya benar.

1. Dengan penuh keajaiban karena kita menyerahkan totally kepada Kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa, dan

2. Dengan biasa-biasa saja, karena yaaa… memang beginilah kehidupan ini.

Dan semua orang jika ditanya, mereka justru akan memilih nomor 1, karena secara fitrah (suci) kita semua adalah ciptaan-ciptaan Tuhan Yang Maha Esa untuk selalu dekat denngan-Nya.

Jadi, mari kita jalani kehidupan ini dengan penuh ajaib, dengan selalu bersyukur setiap apa yang kita dapatkan.

What If We Had Never Tried It ?


Segalanya harus melalui pehitungan dan perencanaan yang matang. Perencanaan penting untuk meminimalisir kegagalan yang akan kita alami. Kita tidak ingin “gagal”, tapi yang patut diingat adalah jangan sampai “Takut Gagal” Makanya bukan alasan untuk tidak berani memulai bisnis karena takut gagal. Malah kata orang nih, bisnis perdana klo gak gagal tuh dah ajaib banget… langka. Konon katanya Bill Gates, hanya mau menerima karyawan yang minimal pernah mengalami kegagalan satu kali dalam hidupnya, karena orang yang gagal, berarti dia berani mencoba. Dan kenal dengan kapten Edward Smith? Seorang kapten dengan catatan karir gemilang, tanpa cacat, tanpa kesalahan, tidak pernah gagal sekalipun, hingga ia membawa RMS Titanic yang menjadi kegagalan pertama sekaligus kegagalan terakhirnya. 11 Hari menuju pemberangkatan

Katakanlah Kepada Wanita !!!


Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nuur 24:31)

KAPAN KIAMAT ?


Dalam surah An-Nazi’at Allah swt. menjelaskan bahwa hanya Diri-Nyalah yang tahu (ilaa rabbika muntahaahaa). Sampai pun Rasulullah saw. tidak diberi tahu oleh Allah tentang tanggal dan tahun datangnya Kiamat. Berdasarkan ayat ini, mayoritas ulama berpendapat bahwa haram hukumnya meramal-ramal tentang datangnya hari Kiamat. Dan memang sejak dulu berbagai ramalan ditulis tentang datangnya hari Kiamat, namun semua ramalan tersebut meleset. Karenanya bagi orang-orang beriman tidak perlu ikut-ikutan sibuk dengan ramalan bahwa Kiamat akan datang pada tahun 2012. Mengapa? Karena beberapa alasan berikut: Pertama: Tidak ada yang tahu hal yang ghaib, kecuali Allah. Dan masalah datangnya hari Kiamat adalah masalah ghaib. Seperti datangnya kematian, hanya Allah yang tahu. Maka, menyibukkan diri dengan meramal-ramal yang ghaib adalah perbuatan yang bukan hanya sia-sia, tetapi lebih dari itu, telah menganggap dirinya sama dengan Allah. Ini suatu kesombongan yang sangat Allah benci. Kedua: Banyak hadits sahih yang menjelaskan adanya tanda-tanda besar sebelum Kiamat terjadi. Dan tanda-tanda tersebut bukan tanda-tanda simbolik melainkan tanda yang sebenarnya. Seperti datangnya Dajjal, hadirnya Imam Mahdi, terbitnya matahari dari barat dan lain sebagianya. Maka sebelum tanda-tanda tersebut muncul, tidak mungkin Kiamat terjadi. Dan disebutkan bahwa rentang waktu antara tanda-tanda tersebut juga berlangsung cukup lama. Maka tidak cukup dengan hanya menganalisa fenomena alam lalu menyimpulkan bahwa Kiamat akan segera terjadi pada tahun 2012. Ketiga: Orang-orang beriman punya prinsip dan pegangan yang kuat berdasarkan wahyu. Maka tidak sepantasnya orang-orang beriman ikut-ikutan bingung seperti orang-orang kafir. Ingat, bahwa pegangan pokok dalam masalah ghaib bukan ramalan, melainkan informasi wahyu. Maka sepanjang tidak ada kejelasan dari wahyu, mengenai kepastian datangnya hari Kiamat, sungguh tidak perlu mengira-ngira. Sebab setiap yang berdasarkan kira-kira, tidak bisa dijadikan pijakan dalam keimanan. Keempat: Yang paling penting dalam menyikapi kedatangan hari Kiamat, bukan meramal-ramal kapan hari Kiamat, sebab Kiamat pasti terjadi, cepat atau lambat. Dan Allah telah memastikan hal tersebut. Yang paling penting adalah apa yang kita persiapkan menuju alam akhirat. Dan tidak ada persiapan bekal menuju alam akhirat yang lebih baik dari pada amal saleh. Suatu hari Rasulullah saw. ditanya oleh salah seorang sahabat: “Kapan hari Kiamat (mataas saa’ah)? Rasulullah saw menjawab: maa a’datta lahaa (yang penting, apa yang kau persiapkan).?” Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka sebaiknya orang-orang beriman dalam menyikapi berbagai ramalan tidak perlu ikut bingung, cukuplah dengan bersungguh-sungguh beramal saleh, toh kita semua kelak pasti akan mati, dan alam ini kelak pasti akan Allah hancurkan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Wallahu a’lam bishshawab

Jumat, 20 November 2009

"PERZINAAN"


Allah akan memberikan azab yang sangat berat terhadap pelaku zina baik di dunia maupun di akhirot,bahkan di dunianya tidak hanya berakibat buruk terhadap pelakunya saja,tetapi juga terhadap orang lain yang tak berdosa.apalagi jika perzinaan itu dilakukan dengan istri tetangganya atau yang biasa disebut dengan perselingkuhan, maka disamping harus menanggung dosa zina itu sendiri juga dosa menyakiti hati tetanggananya,yang dalam istilah jawa disebut ngrusak pager ayu. Terutama pada diri wanitanya,disamping harus menanggung dosa zina,juga dosa pengkhianatan terhadap suaminya dan menanggungkan perenditaan kepada anak-anaknya. Terlebih lagi bagi wanita pezina,bila terjadi kehamilan,disamping menanggung dosa besar dan beratnya siksaan di akhirot,di dunianya harus menanggung malu sepanjang hidupnya beserta seluruh keluarganya.selama kurang lebih 9 bln ia merasakan beban beratnya kehamilan tanpa perhatian seorang suami disisinya. Disaat melahirkan,ia harus merasakan sakit dan mempertaruhkan nyawa tanpa kepedulian dan do'a seorang calon bapak yang sah dari anak yang dilahirkan. Tangisan seorang bayi yang seharusnya disambut dengan suka cita oleh kedua orang tuanya,tetapi hanya disambut dengan tetesan air mata seorang ibu dengan penuh penyesalan. Dan jika anak itu telah dewasa,pertanyaan tentang sebenarnya siapa bapaknya, terpaksa harus dijawab dengan penuh dilema. Jika dijawab dengan sebenarnya,betapa pedihnya hati seorang anak dalam mendengarkannya, dan bila dijawab dengan dusta, maka sampai kapan kedustaan itu bisa bertahan. Mungkin saja kedustaan itu bisa diterima oleh anaknya, tetapi bagi seorang ibu apakah bisa mendustai hati nuraninya. Lebih - lebih lagi bila yang dilahirkannya adalah perempuan, dan bila saatnya nanti anak ini menemukan jodohnya, yang seharusnya menjadi walinya adalah bapak kandungnya,tapi ternyata tidak, sungguh tak dapat dibayangkan, betapa sakitnya perasaan seorang anak di saat itu, bahkan mungkin kepahitan ini harus ia lakoni sepanjang hidupnya.

Rabu, 18 November 2009

10 cara kaya berdasarkan Qur'an hadist


1. Bertaqwa (Al-qur’an surat Ath-Thalaaq [65]: 2-3 )

“…Barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”, ayat 3 “Dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

Taqwa menurut para ulama: Menjalankan perintah Alloh dan menjauhi larangan Alloh.

2. Taubat (QS. Nuh[71]: 10-12)

“Maka aku katakan pada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun. NiscayaA Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai”"

3. Tawakal (Ath-Thalaaq [65]: 3)

“…Dan barangsiapa bertawakal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan keperluan(nya)”

Menurut para ulama, Tawaqal adalah Menyerahkan semua ketentuan kepada Alloh, setelah segala usaha atau ikhtiar telah kita lakukan.

4. Bersyukur (QS. Ibrahim[14]: 7)

“…Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. ”

5. Berhijrah karena Alloh

“Barangsiapa berhijrah dijalan Alloh, niscaya mereka mendapati dimuka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak.” (QS. An Nisa[4]: 100)

6. Membina Silaturahim

“Pelajarilah (yang cukup) silsilahmu agar kamu bisa membina tali silaturahim, karena membina tali silaturahim menambah jalinan kasih sayang diantara keluarga-keluarga, memperbanyak kekayaan, dan memperpanjang umur.” (HR At-Tirmidzi dan Ahmad)

7. Menginfaqkan Harta

“Dari Abu Hurairah RA, Rosululloh SAW bersabda, :”Alloh telah berfirman: wahai anak adam! Infaqkanlah hartamu. Aku akan menambah hartamu.”

8. Menikah

“Dan menikahlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Alloh akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Alloh Maha luas (pemberianNya) lagi maha mengetahui” (QS. An Nuur : 32)

9. Akhirat sebagai tujuan utama

“Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai seluruh tujuan dari tujuan-tujuannya, maka Alloh akan mencukupi duniawinya. Dan barangsiapa yang memperbanyak tujuan-tujuannyautnuk dunia, maka Alloh tidak peduli di lembah mana ia akan dibinasakan.”(HR Ibnu Majjah dan Al-Hakim)

10. Berdo’a dan Berusaha

Ayat tentang berdo’a:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…”(QS. Al Mu’min[40]: 60)

Ayat tentang Berusaha (ikhtiar):
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”(QS. Al Jumu’ah[62]: 10)

“Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”(QS. Ar Ra’d[13]: 11)

Telah banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan mutiara hadist yang menjelaskan tentang penting nya berdo’a dan berikhtiar atau berusaha, karena seperti ayat tadi Alloh tidak akan mengubah keadaan seseorang, jika orang itu tidak merubah dirinya sendiri.

Dari ayat-ayat tadi kita bisa lihat bahwa Alloh telah memberikan rahasia (The Secret) bagaimana mendapatkan rizki yang berlimpah dan berkah. Jadi saatnya kita kembali kepada Al-Qur’an dan Hadist, karena semua rahasia kehidupan tampaknya sudah Alloh tuliskan melalui Al-Qur’an dan Al Hadist. Wallohualam

Mudah-mudahan bermanfaat!